Hujan .
“Silahkan, tapi jangan larang aku untuk
mencintaimu”
Dan dia terus tersenyum, saat itu aku mulai
paham...
Jarimu terus
mengetuk-ngetuk meja kayu itu, dan vanilla late yang sudah dingin terus
bergetar karenanya.
Wajahmu masam, tapi
terkadang kamu tersenyum jika melihat ke suatu arah yang mungkin kamu suka.
Sudah empat jam kamu
disitu, uh, maksudku, kalian. Mungkin hujan yang semakin deras membuat kalian
enggan segera beranjak dari tempat itu.
Empat jam pula kalian
saling diam, dia asyik mengaduk kopi vietnamnya sedari tadi
Coba kamu tengok ke arah
luar, Jalanan braga sangat sepi, hampir semua pengendara berteduh di bawah
kanopi kedai yang ada di pinggir jalan
Astaga, kamu kembali
tersenyum ke arah itu, dan dia semakin jenuh.
Sebenarnya, apakah kamu
paham bahwa cinta sebenarnya bisa dipaksakan, jika memang kalian hanya ingin
sekedar bersama? Seperti sekedar minum kopi berdua, berbelanja berdua dan
kemana-mana berdua, itu semua bisa dengan cara dipaksakan.
Coba, kamu lihat pria
disebelahmu, apakah kalian memang saling mencintai atau kalian terjadi karena
sebuah paksaan?
Aku yang daritadi di
sudut ini, sama sekali tidak berfikir bahwa kalian datang berdua karena sebuah
asas cinta.
Sudah tujuh kali kalian
datang ke kedai ini, dan selalu kamu yang memesan. Aku suka caramu memilih menu
kopi disini, sambil mengaitkan rambutmu yang lurus kecoklatan ke daun telinga,
ah, aku suka itu.
Lupakan, kamu tidak
mencintai pria itu, tapi kamu selalu bersama dia.
Kamu tau, mengapa orang
menghindari hujan dan berjalan menggunakan payung dibawahnya? Bukankah Hujan
itu pada hakikatnya adalah nikmat tuhan dan hanya sekedar air yang dingin?
Seperti kamu dan dia,
mengapa kamu tidak pernah berbicara dengannya tapi kalian selalu bersama?
Orang menghindari hujan
karena tidak mau basah
Kamu menghindari dia
karena kamu tidak mencintainya, disitu poinnya.
Percayalah, memaksakan
diri dalam urusan hati bukan permainan yang baik, kamu akan sakit dan aku tidak
bisa menjamin sakit itu akan hilang dalam waktu yang singkat. Percayalah, Cinta
bukan sesuatu yang pantas untuk dijadikan sesuatu yang dipaksakan.