Saturday, August 31, 2013

--



Drama Dibalik Cahaya



   Di antara puluhan, atau bahkan ratusan kursi penonton ruang teater drama ini, aku menikmati setiap peran-peran abstrak yang dilakukan para bayangan dibalik cahaya tersebut. Lho, Kok peran abstrak? Kenapa bayangan? Ya, peran-peran yang diceritakan disini begitu abstrak, drama yang aku tonton setiap minggunya ini, tidak pernah dipandu oleh narator, atau sebagainya. Mereka hanya diiringi instrumen-instrumen yang bernuansa senang atau sedih... Tokoh-tokoh dalam pertunjukan ini, bukan manusia, melainkan hanya jari-jari yang di ada di depan lampu sorot lalu menghasilkan bayangan jari yang amat besar di layar lebar yang ada di atas panggung.

   Kursi penonton yang mayoritas berwarna merah, menghasilkan kesan elegan ruangan super raksasa ini, ditambah kesejukan dari Air Conditioner Sentral yang dipasang di bagian langit-langit ruangan. Aku biasa kesini, setiap hari sabtu. Dimana kerjaanku sudah selesai. Disini, sangat jarang bahkan tidak pernah aku melihat sekumpulan manusia memainkan peran disetiap peranan yang diberikan sang sutradara. Ya, itu... Aku hanya menikmati bayangan jari-jari manusia, hanya bayangannya. 

   Para penonton hanya diminta berfikir sendiri, apa maksud disetiap gerakan bayangan-bayangan jari tersebut. Yang bergerak, berjalan, melompat dan menari diiringi instrumen, begitu khas permainan mereka. Sebenarnya, aku tidak begitu menikmati pertunjukan mereka, aku hanya menikmati sejuknya AC, empuknya kursi penonton dan musik instrumen yang begitu mengalun dengan santai. 

   Aku menoleh ke kanan, kiri dan belakang, semua penonton begitu khidmat menyaksikan drama itu, drama para bayangan dibalik cahaya. Apa yang mereka nikmati dari bayangan-bayangan itu? Ah, semua terlihat aneh, bayangan dan penonton yang lain begitu aneh bagiku. Apa yang mereka dapat dari pertunjukan ini setiap pekannya? Aku hanya menikmati fasilitas dari ruangan ini, nyaman. Ya, hanya itu, tidak lebih. Aku pun tidak menginginkan lebih.

   Bagaimana tidak? Pertunjukan ini hanya menampilkan bayangan-bayangan jari yang sedang bercengkrama dengan jari yang lain, lalu, berjalan bersama, berlari-lari dan bernari. Sangat membosankan, namun yang lebih sintingnya, pertunjukan ini selalu ramai penonton, tidak kurang tiga ratus lembar tiket habis terjual setiap pertunjukannya. Lagi lagi aku kembali bertanya, Apa yang mereka cari dari pertunjukan ini? Musik tanda pertunjukan berakhir pun berbunyi, aku segera sadar dari lamunan setengah kantukku tadi. Aku membereskan jaketku lalu bergegas keluar.

   Namun, semuanya berbeda, sangat berbeda. Setelah aku berjumpa dengan gadis itu... gadis yang begitu halus, sangat halus....

   Minggu depannya, aku kembali datang, dengan niat yang sama. Istirahat-menikmati AC-rebahan diatas kursi yang empuk, hanya itu. Namun, hari itu sangat berbeda.... Sangat.
Ketika aku memperhatikan pertunjukan itu dengan pikiran yang sedang liar entah kemana. Aku dibingungkan oleh ketawa mungil dari gadis disebelahku...

"Hehehe."

Akupun terbelalak bingung, Apa yang membuat dia tertawa? Pertunjukan itu? Jika iya, apa ia waras?
Bagiku, pertunjukan ini tidak ada yang lucu, bahkan yang menarikpun tidak ada. Lantas, mengapa wanita itu tertawa mungil? Laksana menyembunyikan jutaan ton zat lucu dalam logika.
"Mbak, apa yang membuat mbak tertawa?" Aku bertanya lirih dengan serius.

"Kau tidak memperhatikannya? Kau tidak melihatnya menangis?"

Aku semakin linglung, bingung.... percakapan ini semakin aneh, mengapa yang menangis ia tertawakan? dan bagaimana ia melihat sang jari menangis?

"Lho? menangis? Itu hanya jari, kan? yang berumpama menjadi sepasang kaki manusia?"

"Sok tahu, kau! Buat apa kau mengeluarkan sepuluh ribu rupiah kalau hanya numpang istirahat disini? Kan dirumah bisa. Coba kau perhatikan setiap peran yang dimainkan, ini seru."

Ini semakin gila, mengapa dia tahu maksud dan tujuan aku datang kemari?

"I-iya, Mbak. Aku tidak memperhatikannya, memang mereka itu bercerita apa?"

"Mereka menceritakan sejarah gedung ini, dulu, disini ada pasangan kekasih. Nah, si Wanitanya mati dibunuh si lelaki."

Mataku seperti ingin lompat dari cangkangnya saat mendengar penjelasan dari wanita itu.

"Kenapa kau? bingung? Perhatikan, Dong! Kasihan lho, masa cuma karena si Wanita telat tiga jam dari janji awal untuk bertemu ditempat ini, lelaki tersebut nekat membunuh wanita itu." Lalu dia tersenyum, sangat manis, sangat cantik.

"Wah? Kejam sekali, Mbak? Yaudah deh, saya coba untuk memperhatikan lagi, Ya."

Lalu, gadis itu melemparkan senyumannya ke arahku, begitu manis. Sangat manis.

   Tidak lama dari itu, Drama berakhir... Aku belum sempat mengerti maksud alur dari cerita yang dimainkan para jari tersebut, hanya inti ceritanya saja, itupun dari gadis tersebut.

Depan pintu keluar, ada pameran... entah pameran apa, akan tetapi begitu dipadati penonton yang selesai menyaksikan drama tadi. Aku mencoba mendekat, dan ternyata pameran busana, busana itu gaun yang dihiasi corak-corak mawar merah, dan aku sudah tidak asing dengan gaun tersebut. Diatas gaun tersebut ada tulisan 
"Gaun milik Elisa, Wanita yang dibunuh."

Oh, iya. Aku mengerti... Jadi, tadi itu aku berbicara dengan gadis yang sangat halus, gadis yang mengenakan gaun bercorak mawar merah, percis seperti gaun di pameran . Elisa, namanya. Sebuah peran manusia, yang selama ini menjadi keluhanku untuk tim drama itu. Namun, tokoh tadi begitu dekat denganku, sangat dekat, hingga berbincang denganku. Menceritakan alur yang dimainkan jari-jari tersebut. Tapi, Elisa bukan lagi manusia, dia sudah bergabung dengan alam yang lain, alam yang begitu kekal. Dia datang, dikirimkan Tuhan untuk aku, penonton yang enggan memperhatikan pertunjukan drama untuk menceritakan inti dari cerita tersebut. 

Gadis itu begitu halus, lebih halus dari udara.... Elisa, Namanya.

 

 

Saturday, August 24, 2013

,

Harapan,
 

   Kamu kenal dengan Harapan? Aku sangat mengenalnya. Tentunya begitu banyak harapan-harapan yang ada dunia ini. Seperti, harapan ingin panjang umur, harapan ingin sukses, harapan ingin kaya dan lain sebagainya.
 Namun, Apakah kamu tau, apa harapan yang aku kenal? Harapan yang aku kenal adalah, harapan yang berasal dari seseorang yang tidak bertanggung jawab. Kenapa aku sebut tidak bertanggung jawab? Ya jelas! Aku bukan orang yang mudah percaya diri, bukan pribadi yang mudah merasakan cinta. Namun, apakah yang dimaksud orang itu ketika ia bilang "Aku sayang kamu, aku cinta sama kamu. jangan pernah tinggalin aku, ya? Kalau waktunya sudah pas, aku pasti nyatakan cinta ini kepadamu, lalu, kita menjalin hubungan cinta." Kalimat indah itu lantas membuat aku yakin dengan apa yang dia katakan, aku yakin... bahwa ia mencintaiku, tulus. Namun kini, semua itu menjadi hal terbodoh yang pernah aku alami, hal tersinting yang pernah aku rasakan... Ya Tuhan bilamana ini takdir-Mu, Aku terima. Dan satu yang ingin aku tanya kan padamu, apakah kamu akan membiarkannya bahagia setelah ia meleburkan segenap energiku?

   Dasar Gila! Bodoh! Dasar kau manusia tidak punya otak! Seenaknya kamu datang kedalam kehidupanku hanya untuk melukis cerita indah dihatiku, lalu, kau hapus lukisan itu menggunakan pisau, kau hapus semua, hingga hatiku tergores, hancur, dan tidak utuh lagi. Aku mengerti! Aku bukan siapa-siapa saat ini dalam hidupmu, tapi, apa kabarnya kata-katamu saat senja kala itu? Hah?! Kata-kata itu yang membuatku berhak marah padamu saat ini. Apa daya? Kini telatlah sudah, Senja berganti malam, Malam berganti subuh, subuh berganti pagi, begitu seterusnya. Dan aku tidak akan pernah bisa menariknya untuk aku ulangi.Apa maksudmu melakukan ini? Apa aku punya salah besar terhadap hidupmu? Temanmu? Keluargamu? Kini, aku seperti orang sinting, yang setiap Pagi, siang, senja, malam selalu terduduk diam diatas bangku rotan di beranda rumah, dengan mata terbelalak melihat langit, berharap keadilan Sang Pencipta Langit atas peristiwa yang menerpaku, manusia yang kini seperti serangga ilalang kehilangan jati diri. Sampai saat ini, mataku masih terbelalak melihat langit, berharap Dewa Cinta datang dengan berkata,
"Kamu kenapa? Ada denganmu?"

   Bila keadilanku dan Dewa Cinta belum juga datang, biasanya aku bercerita dengan sang Bulan. Tapi, mengapa malam ini berbeda? Kemana kau, Bulan? Hem, kau pasti bosan ya melihat air mataku yang terus saja mengalir seperti sungai? Yang tidak pernah kering seperti air Zam-Zam ? Lalu, dengan siapa aku berbincang malam ini? Untuk mengabarkan isi hatiku saat ini? Oh, iya... Kemana para bintang? Jutaan bintang yang biasanya bagaikan penonton konser orkestra yang menyimakku bercerita tentang kekejaman orang itu.Semua pergi, Langit malam ini bagaikan Layar hitam tak berpenghuni. Tuhan, temani aku bercerita...

   Harapan, Kata singkat yang memiliki dampak besar dalam kehidupan setiap manusia. Perlahan-lahan, dan aku hitung-hitung, sudah lima hari aku seperti ini. Di hari ke lima, aku mulai bisa bangkit... Alampun tersenyum melihat aku yang mulai berdiri dari kursi rotang yang terlihat sudah jenuh menjadi tumpuanku selama lima hari ini. Aku sadar, aku tidak perlu mengejar apa yang tidak ditakdirkan untuk menjadi milikku. Semua sudah diatur Sang Pencipta Segala , Aku sadar, apabila aku telah membuang waktu yang begitu berharga hanya untuk memikirkan orang gila sepertinya, orang yang tidak pernah mengenal arti Serius dan Setia. Aku bisa, iya, Aku bisa...
Tuhan, Jangan di balas ya orang itu, biarkan dia bahagia dengan pilihannya. Namun, berikan juga aku kebahagian, aku pun ingin bahagia walau tak bersama dia, Tuhan.

Thursday, August 1, 2013

Biografi @bopawangsa

Assalamualaikum... kali ini gue mau membawa kalian buat lebih mengenal, siapa gue. 

Nama lengkap gue adalah Aldyan Bopa Utama Falqon, lahir di Bogor pada tanggal 19 Januari 1997 (16 Tahun) di daerah Gunung Batu, Bogor. Gue keturunan Sumatera Barat dari ayah gue (Padang) dan Sunda dari Ibu gue. masa-masa SD gue begitu suram.. dimana gue kurang punya teman disana, gue KUPER banget.. sampai menjadikan gue sedikit liar disana. gue SD di SDN Polisi 4, SD Favorit di Bogor. Sekolah disana, gue kurang untuk mengembangkan hobi dan bakat gue, Seperti menulis dan SepakBola. Memasuki Zaman SMP, gue masuk ke SMP PGRI 3 Bogor... Disana kepribadian gue menjadi amburadul, gue seperti berandalan, bukan salah sekolahnya. tapi, gue masuk ke lingkungan yang salah... eh eh bukan kaya yang aneh aneh ya! bukan! gua gak pernah ngerokok! ya lingkungan yang suka dengan kekerasan. gue semakin brandal dan liar disana, perjalanan gue disana pun, gak lama.. cuma satu semester aja. Karena ketidak pandaian gue untuk menjaga akhlak gue, gue dipindahin sama Bokap gue ke SMPN 2 Bogor. Disana gue mulai bisa melihat siapa gue, apa potensi yang ada dalam diri gue.. disana gue mulai nemuin temen-temeni yang ngerti keadaan gue. Cinta gue pun jauh lebih berkembang disini, gue mulai ngerti apa itu cinta, walaupun belum terlalu paham betul. 

Keluar dari itu semua, gue masuk SMAN 5 Bogor, ya tentunya sekolah Top dan pilihan gue. disini Skill dalam Bidang sastra gue mulai berkembang banget.. gue bertemu dengan guru-guru B.Indonesia yang Subhanallah Luar biasa, seperti ibu Iis Wiati. Dari kebiasaan Lomba cerpen, bikin Puisi, baca puisi, Pidato, sajak, dan lain lain. di SMA gue udah Alhamdulillah bisa bikin atau nulis Novel, berkat dukungan teman-teman, keluarga, guru dan pastinya Pacar gue, Dhea. 

Dibawah ini, beberapa kronologi atau cuplikan karir gue dibidang Olahraga dan Sastra..

OLAHRAGA BELADIRI PENCAK SILAT
Berguru di Sumatera Barat (2005)
Rajawali (2007-2009)
Gelanggang Putra "Si Macan Tutul" (2012- sekarang)

OLAHRAGA SEPAK BOLA

Kutilang FC (2005-2011)
Di Klub ini, gue gak pernah dapet posisi Inti, selalu jadi pemain cadangan.. sedih. Tapi di Klub ini lah kemampuan individu gue diasah.

LGB FC (2011-2012)
Mencari dan bertarung Nasib keluar region kelahiran gue, gue hijrah ke LGB FC, ternyata skill gue disini bener-bener diatas rata-rata pemain lain. hinggan membuat gue selalu di posisi utama dan gak pernah dicadangkan sama pelatih.

Der Konig FC(2012)
Setelah puas dengan hasil dan gue membawa LGB FC Runner Up Lanbat Cup, gue hijrah lagi ke Der Konig FC, ada beberapa pemain yang dulunya se Klub sama gue di LGB FC. Disini, gue bener-bener gak pernah ngerasain kemenanangan.. Setiap pertandingan, Der Konig selalu kalah. 

United Nine G FC (2012)
Disini nih, gue bener-bener cemerlang banget.. Di Klub ini, gue jadi top scorer.. Alhamdulillah 

Atien FC (2012- sekarang)
Gue berhenti untuk berpetualang cari-cari klub di Bogor, gue sekarang jadi pemain permanen di Atien FC.

SASTRA

CERPEN:

- Bukan dia, Tapi Aku (2012)
- Hukum Tak Pandang Bulu (2012, Best Action Short Story)
- Ibuk (2012, Cerpen Terbaik di Hari Ibu, Sukabumi)
- Andi dan Sherly (2012)
- Senapan Tanah Air (2012, Cerpen Terbaik tema Nasionalisme di Cianjur)
- Penjurusan (2012)

PUISI:

- Aku Bahagia
- Tegar

NOVEL: 

-Bopa Itu Wangsa (2012)
- Anak SMA (2013)
- Love On February (2013)