Surat Untuk Nadhilah
Hai, Nad. Apa kabarmu sekarang? Apa kamu masih suka menyantap sushi dengan senyuman manis dan matamu menyipit? Apa seleramu terhadap anime masih tinggi? dan apa kamu masih rajin membaca buku dan mencoret-coret isinya dengan stabilo? Aku harap masih seperti itu. Dan jika tidak, tetaplah jadi dirimu sendiri, Nad.
Oh, iya. Melalui surat ini, aku ingin menyampaikan satu hal: aku masih sangat mencintaimu dan akan tetap seperti ini. Aku sendiri bingung, apa aku masih layak menyayangimu dan merawat perasaan ini atau tidak, sedangkan kamu sudah tidak mencintaiku lagi.
Apa kamu masih ingat, masa-masa kamu naik motor rongsokan yang suara knalpotnya selalu membuat geli siapapun? kamu masih ingat ketika aku hanya sanggup membawamu makan di warung makan murahan pinggir jalan, sedangkan pasangan lain makan di restoran mahal? aku sangat senang ketika kamu masih bisa senyum walaupun kita makan disana. Kamu masih ingat semua canda kita di perjalanan menuju rumahmu? Ingat tidak ketika kamu basah kuyup kehujanan karena aku telat mengantarmu pulang? Apa kamu ingat ketika kamu menemaniku makan makananku di kelas dan kamu tidak pernah ingin mencicipi karena kamu tidak suka nasi dingin? Kamu ingat dengan kegemaranmu mencubit tanganku sampai biru dan aku hanya tertawa? Masih ingatkah kamu semua ciumanku yang mendarat dikepala dan pipimu? Masih ingatkah kamu tentang aku yang rajin menjemputmu ketika kamu masih les bahasa prancis? ingatkah kamu tentang anak bodoh yang sukses di olimpiade tingkat nasional? Kamu masih ingat tingkah konyolku untuk terus membuatmu tertawa? ingatkah Aku yang selalu berusaha datang pagi ke sekolah hanya untuk bisa menyambutmu di kelas? Kamu masih ingat ketika aku selalu salah tingkah ketika kamu menatapku? dan semua emosi dan amarahku yang membuatmu penat? dan apa kamu ingat tentang pertemuan kita di Borobudur dan Malioboro desember lalu?
Aku tahu, semua itu sudah hilang dan berakhir. Apa kamu tahu, cintaku tidak pernah berakhir untukmu? Kenapa saat aku mulai sangat mencintaimu, disaat itu pula kamu mencintai orang yang bukan aku? kenapa kamu selalu memaksaku untuk mengakhiri semua ini, Nad.
Aku tidak yakin bisa merelakanmu, Nad. Disetiap tidurku, hanya ada kamu. Disetiap lamunanku, ada kamu. Disetiap tawaku, ada kamu. Disetiap do'aku, ada kamu. Lalu, bagaimanakah caraku untuk menghapusmu? apa bisa aku menghapusmu dengan cepat seperti kamu menghapusku?
Aku akan selalu menunggumu, Nad. Aku tidak peduli dengan waktu atau jarak. Selama aku mencintaimu, aku selalu sanggup dan siap menunggumu. Percayalah, aku bisa membuatmu nyaman dan hidup bahagia. Izinkan aku untuk tua bersamamu, Nad. Maka dari itu, aku mohon.. jangan paksa aku untuk mencintai orang selain dirimu. karena hati ini hanya milikmu seorang, Nad. Aku tidak pernah menggubris apa kesalahmu dan apa yang kamu perbuat untuk hubungan ini.
Nad, aku akan mendedikasikan setiap tahun, bulan, pekan, hari, dan jam untuk menunggumu. Menunggu sebuah kepulangan cinta. Cinta yang pulang ke pemiliknya. Aku akan menunggumu pulang kepadaku, menunggu sebuah ucapan
" Hallo, aku sudah kembali."
Aku akan terus menunggu.
Sebenarnya aku memang harus ikhlas dan sadar, bahwa kini kamu sudah dimiliki lelaki lain sepenuhnya dan kamupun telah memilikinya sepenuhnya pula. Aku harus bisa menerima bahwa gadis yang sangat aku cintai, kini telah dimiliki seseorang.
Percayalah, aku selalu mendoakanmu. Aku akan terus menunggumu, Nad.
Aku akan menunggumu. Selalu.
Aldyan Bopa
No comments:
Post a Comment